
Jakarta, 4 Mei 2025 – PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mengukuhkan komitmennya pada transformasi digital dan keberlanjutan lingkungan melalui teknologi face recognition. Sepanjang Januari hingga April 2025, sebanyak 1.093.834 pelanggan telah memanfaatkan fitur ini di 21 stasiun utama. Inovasi ini tidak hanya mempercepat proses boarding, tetapi juga berhasil menghemat pembelian 2.604 rol kertas tiket, setara efisiensi Rp39 juta dalam empat bulan. “Face recognition bukan sekadar inovasi, tapi bagian dari gerakan sadar lingkungan. Satu pemindaian wajah setara dengan satu cetakan tiket yang tidak perlu. Kalau dikalikan jutaan penumpang, dampaknya sangat nyata,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Secara kumulatif sejak peluncuran September 2022 hingga April 2025, teknologi ini telah digunakan oleh 11,1 juta penumpang dan memangkas kebutuhan 26.605 rol kertas tiket, dengan penghematan hampir Rp399 juta. Pengurangan limbah kertas ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, sekaligus mendukung pelestarian pohon sebagai bahan baku utama kertas. “Digitalisasi layanan ini tak hanya menawarkan kemudahan, tetapi juga berdampak langsung pada pengurangan limbah kertas,” tambah Anne.
Teknologi face recognition kini tersedia di stasiun besar seperti Gambir, Bandung, Semarang Tawang, Yogyakarta, Surabaya Gubeng, hingga Medan. Pelanggan cukup memindai wajah di boarding gate; jika data identitas, tiket, dan syarat perjalanan sudah sesuai, pintu akan terbuka otomatis. Proses ini menggantikan pengecekan manual petugas dan menghilangkan kebutuhan tiket fisik, sehingga antrean lebih singkat dan pengalaman pelanggan semakin efisien.
KAI juga memastikan keamanan data pelanggan dengan standar ISO 27001. Data nama, NIK, dan foto hanya digunakan untuk boarding, disimpan maksimal satu tahun, dan akan terhapus otomatis. “Jika ingin lebih cepat, pelanggan juga bisa mengajukan penghapusan data secara mandiri,” jelas Anne. Pengajuan dapat dilakukan melalui aplikasi Access by KAI atau bantuan petugas Customer Service di stasiun. Dengan inovasi ini, KAI membuktikan bahwa digitalisasi tak hanya soal efisiensi, tetapi juga kontribusi nyata untuk bumi.
(Redaksi)