Rasio Keuangan yang Solid Bawa BSI Mencatat Laba Bersih Hingga 22,83% di Akhir 2024

Jakarta, 6 Februari 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,01 triliun, tumbuh dobel digit 22,83% secara tahunan (year on year/yoy) pada akhir 2024. Keberhasilan ini didukung oleh rasio keuangan yang solid yang berhasil dijaga oleh BSI. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, BSI terus berupaya menjadi bank syariah yang unggul dan inovatif di Indonesia.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa rasio keuangan yang solid menjadi kunci tercapainya kinerja yang positif. “Rasio return on equity (ROE) kami mencapai 17,77%, sedangkan rasio return on asset (ROA) berada di level 2,49%. Ini menunjukkan kekuatan dan stabilitas keuangan kami,” ujar Hery. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa strategi pengelolaan keuangan yang diterapkan BSI berjalan Inovasi dan Transformasi Digital

Hery menekankan, langkah-langkah inovasi yang dilakukan untuk membuka potensi bisnis yang lebih luas serta transformasi digital telah memberikan dampak yang besar terhadap keberhasilan perusahaan dalam menjaga tren pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.

Pada 2024, BSI berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) sebesar Rp5,51 triliun, tumbuh signifikan sebesar 32,58% yoy. Fee-based ratio (FBR) perseroan mencapai 17,95%, lebih baik dari periode sebelumnya.

Lebih lanjut, Hery memaparkan BSI mampu melewati tantangan dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah. “Kami berhasil menggali potensi bisnis dari bisnis emas dan haji. Bisnis emas ini menjadi unique product BSI dan juga sebuah golden opportunity,” kata dia.

Inovasi perseroan dilakukan dengan membuka keran potensi baru dari bisnis emas baik gadai dan cicil emas yang memberikan kontribusi positif terhadap kinerja pembiayaan. Hingga Desember 2024, bisnis emas di BSI mencapai Rp12,82 triliun, tumbuh 78,18% yoy, ditopang oleh produk cicil emas yang melesat 177,42% yoy menjadi Rp6,40 triliun dan produk gadai emas yang naik 31,33% menjadi Rp6,42 triliun.  Basis nasabah bisnis emas juga berkembang, dengan nasabah gadai emas bertumbuh 11% yoy dan nasabah cicil emas naik 81% yoy.

BSI juga terus mendorong pertumbuhan tabungan haji melalui platform digital. Dari lini bisnis haji, perseroan mencatatkan tren kenaikan jumlah nasabah tabungan haji menjadi 5,6 juta pada akhir 2024. Seiring dengan kenaikan jumlah penabung di segmen haji, saldo tabungan haji juga menunjukkan tren peningkatan menjadi Rp14,5 triliun pada akhir 2024.

Dari dua peluang tersebut, BSI dapat menyeimbangkan pertumbuhan dana, pembiayaan, hingga transaksi e-channel melalui SuperApp BYOND by BSI yang secara resmi diluncurkan pada November 2024. Terbukti kombinasi Islamic ecosystem dengan inovasi pada digitalisasi transaksi berdampak positif pada pertumbuhan FBI.(Redaksi)

 

Related Posts

Pelaku Pembakaran Mobil Polisi di Depok Tarik Paksa Briptu Z dari Jendela

Jakarta – Pelaku perusakan dan pembakaran mobil polisi di wilayah Harjamukti, Cimanggis, Depok , diketahui juga menganiaya anggota polisi inisial Briptu Z. Awalnya, pelaku tidak membiarkan mobil Briptu Z keluar…

Motif Bendahara KPU Buru Maluku Bakar Kantor, Hindari Pemeriksaan Anggaran Pilkada Rp 33 Miliar

Jakarta – Kepolisian Resort (Polres) Buru mengamankan pelaku pembakaran kantor Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Kabupaten Buru, Provinsi Maluku , yang terjadi pada 28 Februari 2025. Dalam pengungkapan kasus…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *