KAI Mantapkan Langkah Jadi Pemimpin Transportasi Rel Asia Tenggara

Jakarta, 29 April 2025 – PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi meluncurkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029 yang difokuskan untuk mengubah wajah perusahaan secara menyeluruh. Empat fondasi utama menjadi fokus utama: pilar operasi, pelanggan, keberlanjutan (ESG), dan keuangan. Keempatnya disiapkan untuk mengantarkan KAI menjadi perusahaan transportasi rel yang unggul dan modern di kawasan Asia Tenggara.

Anne Purba, Vice President Public Relations KAI, menjelaskan bahwa strategi tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam menjawab tantangan industri yang kian cepat berubah. “Kami menyusun strategi berbasis transformasi berkelanjutan untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang kuat, adaptif, dan berorientasi pada pelanggan,” ujar Anne.

Tahapan awal dari implementasi RJPP ini dilakukan melalui peningkatan aspek operasional. Di dalamnya, KAI menargetkan modernisasi infrastruktur dan armada, pengaturan ulang jadwal perjalanan agar lebih efisien, serta integrasi lintas moda transportasi. Upaya ini ditujukan untuk meningkatkan keandalan layanan dan kenyamanan pengguna jasa.

Pendekatan yang berpusat pada pelanggan juga menjadi prioritas KAI. Melalui digitalisasi, sistem loyalitas baru, dan peningkatan layanan tambahan, perusahaan berupaya menjawab kebutuhan pelanggan masa kini. “Kami ingin membangun hubungan emosional dengan pelanggan melalui layanan yang tidak hanya efisien, tetapi juga personal dan berkesan. Target kami adalah mencapai nilai kepuasan pelanggan sebesar 4,55 dari skala 5,00 untuk angkutan penumpang, dan 4,50 dari skala 5,00 untuk angkutan barang di tahun 2029,” tambah Anne.

Dalam aspek keberlanjutan, KAI menargetkan penurunan emisi karbon hingga 29% dibandingkan skenario tanpa intervensi, termasuk pengelolaan limbah yang bebas insiden pada tahun 2029. Selain itu, peningkatan Human Capital Maturity Index ke angka 3,25 serta skor Good Corporate Governance (GCG) hingga 94,817 menjadi bagian dari sasaran strategis. Perusahaan juga membidik predikat “low risk” untuk asesmen risiko ESG.

Secara keuangan, langkah-langkah penguatan struktur modal, efisiensi biaya, dan pengoptimalan aset non-angkutan diambil secara paralel dengan percepatan pengembangan unit bisnis baru seperti logistik, properti TOD, dan layanan digital.

“Diversifikasi bisnis menjadi kunci untuk memperkuat daya tahan perusahaan terhadap perubahan pasar,” tegas Anne.

Untuk menghadapi risiko pasar yang fluktuatif, KAI menggunakan sistem manajemen risiko berbasis data analitik yang memungkinkan respons cepat terhadap dinamika eksternal.

Target jangka panjang KAI mencakup peningkatan volume pelanggan hingga 86,6 juta orang, serta pengangkutan 111,2 juta ton batubara dan 10,9 juta ton barang non-batubara pada tahun 2029. Dari sisi citra, KAI ingin menembus daftar 20 merek paling bernilai di Indonesia.

“Dengan strategi ini, KAI menargetkan menjadi perusahaan transportasi berbasis rel terdepan di Asia Tenggara dengan layanan berkelas dunia yang berorientasi pada keberlanjutan dan inovasi,” tutup Anne. (Redaksi)

 

Related Posts

LRT Jabodebek Terbukti Paling Rendah Emisi: Transportasi Masa Depan yang Ramah Lingkungan

Jakarta, 1 Mei 2025 – LRT Jabodebek, sebagai salah satu layanan unggulan KAI Group, kembali menegaskan perannya sebagai moda transportasi publik berkelanjutan. Berdasarkan hasil perhitungan emisi karbon terbaru, LRT Jabodebek…

LRT Jabodebek Terbukti Paling Rendah Emisi: Transportasi Masa Depan yang Ramah Lingkungan

Jakarta, 1 Mei 2025 – LRT Jabodebek, sebagai salah satu layanan unggulan KAI Group, kembali menegaskan perannya sebagai moda transportasi publik berkelanjutan. Berdasarkan hasil perhitungan emisi karbon terbaru, LRT Jabodebek…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *