
Jakarta, 29 April 2025 –
BSI kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi syariah nasional dengan menyelenggarakan BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di The Ritz – Carlton Pacific Place, Jakarta. Acara yang bertajuk “Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth” ini menjadi lanjutan dari kesuksesan BSI GIFS 2023, sekaligus wujud konkret upaya literasi dan advokasi ekonomi syariah yang berkelanjutan.
Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta menegaskan bahwa GIFS bukan sekadar forum diskusi, namun merupakan ruang strategis untuk menghubungkan agenda ekonomi syariah dengan misi pembangunan nasional dan global. “Selain agenda literasi, BSI GIFS tidak sekadar menjadi forum yang hanya berbicara tentang bagaimana mengembangkan ekonomi keuangan itu sendiri. Namun selalu difokuskan untuk menjadi forum yang menunjukkan relevansi ekonomi syariah dengan isu dan tujuan ekonomi nasional dan global. Bagaimana ekonomi syariah berkontribusi pada ekonomi dan target pembangunan secara luas,” kata Bob menegaskan.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani serta Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Rosan mengapresiasi peran BSI dalam pengembangan ekonomi syariah dan menyoroti kontribusi besar bank ini dalam pangsa pasar perbankan syariah nasional.
“Kalau kita lihat memang itu sangat-sangat kecil, jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang 87%-nya itu orang muslim. Jadi tentunya harapan kita ke depan seluruh perbankan syariah dan terutama BSI, bisa terus meningkatkan pangsa pasarnya. Di saat bersamaan bisa membantu financial inclusion yang saat ini baru 12,7%,” katanya.
Lebih lanjut, Rosan menyoroti potensi kontribusi ekonomi syariah dalam struktur PDB nasional, yang saat ini masih didominasi konsumsi domestik. Menurutnya, partisipasi sektor ini sangat penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jadi kalau kita lihat strukturnya, kita ingin mencoba mendalami peran dari ekonomi syariah di Indonesia ini sebetulnya terutama di domestic consumption hal ini yang justru akan meningkatkan peran dari ekonomi syariah di Indonesia. Sehingga mendukung target pertumbuhan ekonomi pada 2029 untuk mencapai 8%,” ujarnya.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, atau yang akrab disapa Tiko, juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar di sektor perbankan syariah global. Ia menekankan pentingnya inovasi dan daya saing produk syariah agar Indonesia dapat memainkan peran yang lebih besar di tingkat dunia. “BSI masuk 10 besar Global Islamic Bank memperlihatkan kuatnya preferensi layanan perbankan syariah. Inovasi sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara supply dan demand di industri keuangan dan perbankan syariah. Inovasi juga dapat mem-boosting industri halal di Indonesia,” ujar Tiko.
Dalam konteks pembangunan nasional jangka panjang, Bob T. Ananta mengungkapkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah telah dimasukkan dalam Rancangan Akhir RPJPN 2025–2045 sebagai salah satu strategi utama menuju Indonesia Emas 2045. “BSI GIFS bukan agenda yang berlangsung dan selesai dalam satu hari. BSI GIFS adalah salah satu platform dari berbagai upaya advokasi BSI sebagai market leader perbankan syariah Indonesia,” ujar Bob.
GIFS 2025 turut menghadirkan tokoh-tokoh penting dari kancah internasional seperti Ian Goldin (Oxford), Mehmet Asutay, dan Habib Ahmed (Durham University). Mereka membahas bagaimana ekonomi syariah dapat mendorong inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial sejalan dengan prinsip maqasid syariah.
Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, menyoroti pentingnya harmonisasi kebijakan dalam pengembangan ekonomi syariah. Ia menyebut bahwa sinergi antar sektor serta integrasi dengan agenda nasional menjadi kunci utama agar ekonomi syariah tidak dianggap sebagai elemen yang terpisah dari perekonomian secara umum.
Di samping itu, BSI juga memanfaatkan GIFS 2025 untuk memperkenalkan berbagai produk unggulan seperti BSI Bank Emas, BYOND by BSI, BEWIZE by BSI, serta Muslim Consumption Index (MCI). Inovasi-inovasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan BSI sekaligus memperkuat inklusi keuangan.
BSI menargetkan peningkatan kinerja bisnis hingga 20% dibanding tahun 2023, di mana mereka sukses meraih tambahan bisnis Rp227,11 miliar dari berbagai aktivitas dalam ajang sebelumnya. GIFS 2025 juga ditujukan menjadi forum pemikiran strategis ekonomi syariah dengan partisipasi lebih luas dari kalangan regulator, korporasi, akademisi, hingga tokoh publik seperti Salman Subakat, Rista Zwestika, dr. Reisa Broto Asmoro, dan Habib Jafar. (Redaksi)