
Surabaya (10/2) – Peningkatan arus peti kemas internasional yang dicapai PT Pelindo Terminal Petikemas tidak lepas dari upaya modernisasi terminal yang dilakukan perusahaan. Corporate Secretary, Widyaswendra, menyebut bahwa investasi dalam teknologi dan fasilitas menjadi faktor penting dalam pencapaian ini.
“Kami mengadopsi teknologi terbaru dalam operasional terminal untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan,” jelasnya. Sistem manajemen terminal yang modern memungkinkan pengaturan jadwal kapal dan pengelolaan peti kemas yang lebih baik.
Di TPS Surabaya, peningkatan jumlah kunjungan kapal dari 192 menjadi 230 kapal terjadi berkat fasilitas yang memadai dan pelayanan yang cepat. “Kita harus memastikan bahwa pelabuhan kita mampu bersaing dengan pelabuhan internasional lainnya,” tambah Widyaswendra.
Pelindo berkomitmen untuk terus melakukan modernisasi dan pengembangan infrastruktur. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik nasional.
“Dengan terminal yang modern, kita dapat menarik lebih banyak investor dan pelaku usaha untuk menggunakan layanan pelabuhan Indonesia,” tutupnya.
Volume Ekspor Lebih Dominan
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mengakui, kendati ada tantangan selama 2024, namun eksportir Indonesia tetap tumbuh. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Sekretaris Jenderal GPEI Toto Dirgantoro mengatakan nilai ekspor Indonesia 2024 tumbuh kurang lebih 3%.
Toto mengapresiasi pertumbuhan petikemas yang cukup besar sebagaimana dilaporkan oleh pihak pelabuhan.
“Memang biasanya, pertumbuhan volume petikemas selalu lebih tinggi dari rata-rata nilai ekspor secara nasional, karena adanya juga peti kemas ekpor yang sifatnya hanya untuk reposisi,” katanya.
Toto memprediksi nilai ekspor tahun 2025 akan tumbuh lebih tinggi yakni pada angka 4%. Dia berharap, dengan asumsi nilai ekspor 4%, pertumbuhan volume petikemas ekspor akan lebih tinggi.
President Director PT Ocean Network Express Indonesia dan sekaligus Country Head ONE untuk Indonesia Keishin Watanabe, mengatakan volume ekspor yang dilayani perusahaan tersebut pada tahun lalu mengalami pertumbuhan sekitar 5-10%, atau sekitar 400,000 TEUs.
“Impor juga hampir sama, namun angkanya sedikit lebih kecil,” kata Watanabe.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia Januari hingga Desember 2024 mencapai 264,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS), naik 2,29% jika dibandingkan dengan tahun 2023.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dari total nilai tersebut ekspor nonmigas yang mencapai 248,83 miliar dolar AS atau naik sebesar 2,46%.
Sebelumnya diberitakan bahwa PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat pertumbuhan arus peti kemas tahun 2024 tumbuh 7,1% jika dibandingkan dengan tahun 2023. Selama tahun 2024, jumlah peti kemas yang dilayani oleh perseroan sebanyak 12.489.927 Twenty-foot Equivalent Units (TEUs), meningkat dari tahun 2023 yang tercatat sebanyak 11.661.489 TEUs. Peti kemas ini terdiri dari 8.494.402 TEUs peti kemas domestik dan 3.995.525 TEUs peti kemas internasional. PT Pelindo Terminal Petikemas menyebut pertumbuhan arus container hampir terjadi di seluruh terminal peti kemas yang dikelola oleh perusahaan. (redaksi)