
Jakarta, 8 Mei 2025 – PT KAI Commuter menegaskan bahwa insiden penemperan truk di perlintasan Bojonggede harus menjadi pembelajaran bersama bagi seluruh pengguna jalan dan pemangku kepentingan. Leza Arlan, Manajer Humas KAI Commuter, menekankan bahwa langkah hukum yang diambil bukan sekadar sanksi, tetapi juga upaya memperkuat budaya disiplin dan tanggung jawab di setiap perlintasan. “Kereta mengalami kerusakan berupa retak di kaca kabin depan. Selain itu, perjalanan kereta juga jadi terganggu, terjadi keterlambatan dalam pelayanan, tak bisa melayani pengguna Commuter Line dengan leluasa,” jelas Leza.
Setelah insiden, KAI Commuter bersama kepolisian bergerak cepat mengevakuasi truk, mensterilkan area, dan melakukan pemeriksaan rangkaian kereta. Proses pemulihan layanan memerlukan waktu ekstra dan berdampak pada tujuh perjalanan kereta yang terlambat hingga satu jam. “Meskipun petugas kami sudah bekerja cepat, namun tentunya proses pelayanan penumpang jadi terhambat akibat penemperan itu,” tambah Leza.
Leza menegaskan bahwa selain penegakan hukum, KAI Commuter akan terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi aturan perlintasan kepada masyarakat. Ia mengingatkan pentingnya berhenti saat sinyal berbunyi atau palang mulai bergerak, serta memberikan hak utama kepada kereta yang akan melintas. “Berikan hak utama kepada kereta yang akan melintas,” tegasnya.
KAI Commuter berharap insiden ini menjadi momentum untuk meningkatkan kepatuhan dan kesadaran semua pihak, sehingga keselamatan di perlintasan sebidang dapat semakin terjaga dan kecelakaan serupa tidak terulang di masa mendatang. (Redaksi)